Senin, 02 Desember 2013

sejarah kamboja


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Tenggara I yang membahas tentang “KERAJAAN FUNAN (KAMBOJA)”.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Sumaryono. selaku dosen mata kuliah Sejarah Asia Tenggara I yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Jember. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.


Jember, 22 Oktober 2013

Penulis





DAFTAR ISI








BAB 1. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Funan merupakan kerajaan Hindu purba di kawasan Asia Tenggara yang berdiri pada abad pertama masehi. Fakta historis menyebutkan bahwa kerajaan Funan adalah kerajaan maritim yang besar, memiliki armada laut yang amat kuat serta didukung kegiatan perniagaan yang sudah maju. Sebagai kerajaan Hindu pertama yang berdiri di kawasan Asia Tenggara, memahami eksistensi kerajaan Funan tentu sangat penting. Selain dapat memahami kondisi sosial, politik, dan budaya pada masa itu, kerajaan Funan juga memiliki keterkaitan dengan kemajuan ekonomi di kerajaan nusantara, yakni Sriwijaya. Sehingga diharapkan, dengan pemahaman yang matang mengenai sejarah kerajaan Funan, selain dapat menambah wawasan tentang sejarah Asia Tenggara, juga mampu menemukan koneksi antara kerajaan Funan yang terletak di Kamboja (sekarang) dengan kerajaan Sriwijaya di Nusantara.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Funan ?
1.2.2 Bagaimana keadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan?
1.2.3 Bagaimana proses keruntuhan kerajaan Funan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk Mengetahuiproses berdirinya Kerajaan Funan
1.3.2 Untuk Mengetahuikeadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan
1.3.3 Untuk Mengetahui proses keruntuhan kerajaan Funan

1.4 Manfaat


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak terkait ataupun pihak lainnya yang memerlukan informasi lebih mengenai sejarah Kamboja khususnya kerajaan Funan mulai awal berdirinya sampai keruntuhan.




BAB 2. PEMBAHASAN


2.1 Berdirinya Kerajaan Funan


            Kerajaan Funan adalah sebuah kerajaan melayu purba yang kewujudannya telah disedari seawal abad pertama Masehi. Nama ini juga muncul dalam rekod-rekod China sekitar 221-280 Masehi dan hilang pada abab ke-6 Masehi. Funan adalah kerajaan yang berasal dan membentang di bagian selatan kambodja dan Co-Chin China sekarang. Kerajaan Funan didirikan oleh kaundinnya dan soma Ia berhasil mengalahkan penduduk setempat kemudian menikahi putri Liuyeh (Nagisoma), lalu didirikanlah dinasti Funan yang memerintah selama satu setengah abad. Ia mendirikan Funan pada tahun 75 M.
Wilayah kerajaan Funan meliputi daerah Vietnam Selatan (sekarang) dan Kamboja. Pusat kerajaan berada di Viyadhapura (bandar pemburu), berlokasi dekat bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Bandar pelabuhannya adalah Oc Eo yang berada di delta Sungai Mekong di pantai teluk Siam.
Funan sebagai kerajaan maritim, sehingga sebagian besar pemasukannya bergantung pada kekuasaannya di laut. Funan memiliki armada laut yang sangat kuat, ia berhasil membajak hampir seluruh wilayah perairan di Asia Tenggara. Setiap perahu yang berlayar tinggal memilih menyerah, mati, atau menjadi budak yang diperjualbelikan. Menyerah berarti berlabuh di Funan, membayar bea cukai dan memenuhi segala permintaan para pembesar.
Lambat laun Funan memperluas wilayahnya, Funan juga mendirikan pangkalan serta benteng di seluruh pantai daratan Asia Tenggara. Funan menjadi  suatu imperium yang sangat kuat sejak didirikan pangkalan laut dan benteng. Memasuki abad ke IV sampai ke V, Funan berhasil menguasai seluruh perairan Asia Tenggara. Sementara di perairan Indonesia yang dikuasai Funan, dijadikan sebagai lalu lintas perdagangan rempah-rempah, binatang, dan kayu cendana.
Menurut sejarah Liang, Hunten digantikan oleh putranya Hun Pa Huang yang meninggal pada usia lebih dari sembilan puluh tahun dan digantikan anak lelakinya yang kedua bernama Pan-Pan yang menyerahkan kekuasaannya kepada seorang panglima besar bernama Fan Shih Man (menurut sejarah Chi Selatan). Pan-pan memerintah selama tiga tahun, kemudian digantikan oleh Fan Shi Man. Peristiwa tersebut kemungkinan terjadi pada awal abad ke tiga.
Adapun raja-raja yang memerintah Funan, antara lain ; Kaundinya, Fan Shih Man, Fan Sun, Kaudinnya Jayawarman, dan Rudravarman.
Kaundinya yang dalam bahasa cina disebutkan sebagai Hun-T’ien pendiri kerajaan Funan, dinastinya memerintah kurang lebih selama satu setengah abad. Dijelaskan juga bahwa kaundinya diperkirakan datang dari India, semananjung melayu, setelah sampai didaerah baru tersebut berhasil mengalahkan ratu setempat yaitu Liu-yeh mengawininya kemudian mendirikan dinasti baru yang memerintah satu setengah abad. Menurut Liang History (Hall, 1988:32) seorang brahmana dari India bernama Kiao-Chen-ju (diduga sebagai terjemahan dari nama Kaundinya) secara gaib pergi dan memerintah kerajaan Funan, sayangnya selama pemerinthannya tidak ditemukan angka tahun.
Jayavarman atau Kaundinya Jayavarman, menurut Hall (1988:32) adalah raja terbesar setelah Kaundinya, mengenai kapan mulai memerintah tidak adanya kejelasan, namun diketahui Kaundinya Jayavarman wafat pada tahun 514.
Rudrawarman (didalam bahasa Cina disebut sebagai Fan Shih-Man), Rudrawarman menggantikan ayahnya yaitu Jayavarman tahun 514. Diceritakan dalam Liang History, Rudrawarman sebagai merampas mahkota, ia dilahirkan dari selir  ayahnya, pada waktu ayahnya meninggal, Rudrawarman membunuh pewaris tahta resmi (mungkin Gunavarma) dan kemudian memegang kekuasaan. Pada masa pemerintahannya antara 517-539 ia pernah mengirimkan misinya di Cina.[2]
Fan Shih Man adalah seorang raja sekaligus imperialis yang memiliki banyak vassal. Kekuasannya sangat luas, ia menbangun angkatan laut  yang menguasai perairan Asia Tenggara. Fan Shih Min meninggal dalam ekspedisi penaklukkan kerajaan Chin Li.
Pada masa pemerintahan Fan Sun, Funan mendapat kunjungan dari Cina. Sepanjang pemerintahannya, hubungan diplomasi dengan Cina berjalan baik sampai tahun 287 M. Tetapi rupanya hubungan dengan Cina tidak selalu baik, karena kemudian raja Fan Sun mengadakan perjanjian dengan Fan Hsiung (raja Lin Yi) dari Campa untuk bersama-sama berperang melawan Ciao Ci (Tiongkok). Buku sejarah Cina menyebutkan peristiwa ini bahwa Lin Yi-negara penyerang didirikan oleh Chu Lien yang memanfaatkan kelemahan Dinasti Han (206-221 SM) dengan mendirikan kerajaan sendiri pada tahun 192 SM. Demikian daerah kerajaan Lin Yi lebih dikenal dengan nama ‘Campa’.
Sampai tahun 357 tak ada berita tentang Funan. Dalam berita Cina dikabarkan tentang upeti dari raja Funan bernama Chantan, beragama Hindu. Chantan adalah sebutan Cina kepada gelaran Candan, yakni gelar raja-raja Khusana keturunan Khanishka (India), di mana Funan pernah mengadakan hubungan dengan daerah tersebut pada abad ke 3 M.
Menurut Liang History seorang pengganti Chantan adalah seorang Brahmana dari India bernama Kiao-Chen-Ju secara gaib pergi dan memerintah di Funan. Menurut cerita ia diterima baik oleh rakyat yang memilihnya menjadi raja mereka. Namanya diduga terjemahan Cina dari ‘Kaundinya’.
Dengan demikian dapat ditarik sebuah teori, bahwa raja Funan mungkin berasal dari India (keturunan Khunishka) yang lari ke Funan karena penaklukkan India Utara oleh Samudera Gupta (335-375), raja kedua dinasti Gupta.[3]
Raja terbesar dalam sejarah Funan adalah Kaudinya Jayarman yang meninggal tahun 514 SM. Tidak ada sumber yang menyebutkan kapan raja ini memerintah. Kaudinya Jayawarman adalah adalah raja pertama Funan yang dikenal nama aslinya. Setelah ia meninggal, timbul pemberontakan vassal Funan, yaitu Cenla di bawah raja Citra Sena. Pada tahun 627, masa pemerintahan Isanawarman, Funan disatukan dengan Cenla.

 

2.2       Keadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan

2.2.1 Kondisi Sosial Masyarakat Funan
                  Cerita ini ada dalam Southern Ch’i History yang  juga berisi catatan tentang kerajaan seperti zaman jayavarman. Ini sebuah gambaran tentang rakyat pengarung lautan, yang menyangkut barang dagangan dan rampasan dan senatiasa menjarah tetangga-tetangganya. Raja bersemayam di istana yang atapnya bertingkat-tingkat, sedang rumah rakyat dibangun atas onggokan dan atapnya dari daun bambu. Rakyat melindungi tempat tinggalnya dengan pagar kayu. Pakaian nasionalnya sepotong kain yang diikatkan di pinggang. Olahraga nasionalnya ialah sabungan ayam dan adu babi. Hukuman adalah berupa siksaan. Raja naik gajah dalam pemeriksaan umum.
             (Liang History) menambahkan bukan hanya raja tetapi seluruh keluarga raja sampai pada selir naik gajah. Dewa langit dipuja. Ini diwujudkan dalam patung tembaga: beberapa   yang dengan muka dua dan tangan empat, yang lain dengan empat wajah dan dengan delapan tangan jelas menujukan pemujaan harihara. Mayat diperlakukan dengan empat cara: dengan melemparkan ke arus sungai, membakarnya, mengubur dalam lubang parit, dan dengan menyajikannya pada burung-burung. Cerita ini juga menjukan adat mandi yang masih diketemukan di kamboja dan dikenal sebagai Trapeang,  penggunaan bak mandi umum bagi sejumlah keluarga.

2.2.2 Kondisi Ekonomi dan Politik Kerajaan Funan

Kerajaan Funan mengalami kemajuan pesat dalam bidang Ekonomi, Kemajuan dalam bidang ekonomi tentunya dalam bidang pertanian dan perdagangan. Funan adalah Kerajaan Agraris yang memiliki pelabuhan sebagai pusat perdagangan dan militer di daratan Indocina. Bukti bahwa Ekonomi Kerajaan Funan mengalami kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat dari perkembangan masyarakat Funan yang sebagian mengandalkan bidang pertanian dan perkebunan se bagai mata Pencaharian masyarakat Funan.
            Dalam bidang perdagangan Funan memiliki pelabuhan laut yang sangat kuat dan menjadi salah satu pusat perdagangan yang sangat strategis wilayah  Asia Tenggara dan daratan Indocina. Sehingga menjadi pusat perdagangan pada masa perundagian dan jalur Sutera menjadi salah satu aspek maju dan berkembangnya aktivitas perdagangan diwilayah Indocina dan Asia Tenggara. Komoditi yang terbesar dalam aktivitas perdagangan di Kerajaan Funan antara lain, Gerabah, Keramik, dan barang- barang dari perunggu, yang merupakan pengaruh dari Kebudayaan Dong Son di Vietnam, sehingga secara tidak langsung pengaruh Cina terhadap perkembangan Kerajaan Funan di Kamboja, menjadi pengaruh yang sangat penting dalam perkembangan Kerajaan Funan kedepannya.
Dalam bidang politik seperti yang digambarkan dalam Deskripsi singkat tentang Kerajaan Funan diatas, dijelaskan bahwa Kerajaan Funan memiliki sistem politik yang Feodal, dengan saling menguasai wilayah di Asia Tenggara dan dapat dikatakan bahwa Kerajaan Funan merupakan Kerajaan Adikuasa pada masa itu dengan menguasai seluruh wilayah perairan dan daratan Indocina. Funan dapat ditaklukan oleh Kerajaan- kerajaan lain yang terdapat dipesisir daerah Indocina dan Asia Tenggara, seperti Kerajaan Chenla dan Angkor. Tetapi setelah meninggalnya Raja Rudravarmanpada tahun 550 M, keadaan menjadi terbalik, timbul pergolakan di dalam tata pemerintahan Kerajaan Funan yang akhirnya dapat menggulingkan Funan dibawah penyerangan Kerajaan Chenla, yang menjadi salah satu Kerajaan yang dikuasai Funan pada waktu itu. Sehingga berakhirlah sudah kejayaan Kerajaan Funan sebagai Kerajaan The Man Power di wilayah Asia Tenggara, dan berganti dengan masa pemerintahan Kerajaan Chenla yang telah berhasil menaklukan Kerajaan Funan, sebagai Kerajaan Hindu Purba pertama di Asia Tenggara yang sangat kuat di dalam struktur pemerintahannya.
Keagungan Funan dalam bidang ilmu pengetahuan menyebabkan Dinasti China mengimport sarjana-sarjana Funan seperti Nagasen (sarjana yang diutus ke China 480M), dan Madrasena (sarjana yang diutus ke China pada 503M) untuk menjadi pensyarah kepada pegawai-pegawai dan cendekiawan China.Lihat,dahulu bangsa Melayu adalah bangsa yang pakar dalam pelbagai bidang ilmu sehingga Emperor China pun terpaksa meminjamkan sarjana Melayu untuk mendidik bijak pandai mereka. Tidak hairanlah ketika era Srivijaya,kelayakan seorang pendeta Buddha di China tidak lengkap jika tidak mendapat pengiktirafan dari universiti-universiti Srivijaya.

2.3       Proses Keruntuhan Kerajaan Funan


Kerajaan funan mengalami kemunduran dan keruntuhan pada pertengahan aband ke 6 menurut catatan orang-orang china disebabkan oleh pemberontakan Negara feudal bernama chenla. Menurut buku History Of The Sui melukiskan kejadian itu sebagai berikut “ Kerajaan Chenla di barat daya lin-yi asalnya adalah daerah vassal kerajaan funan. Nama keluarga rajanya ch’a-li dan nama sebenarnya adalah che-to-seeu-na. pengganti-penggantinya lambat laun memperluas kekuasaan negerinya . che-to-seeu-na menyerang funan dan menaklukannya”.




BAB 3.PENUTUP

 

 

3.1 Kesimpulan

                Kerajaan Funan adalah sebuah kerajaan melayu purba yang kewujudannya telah disedari seawal abad pertama Masehi. Funan adalah kerajaan yang berasal dan membentang di bagian selatan kambodja dan Co-Chin China sekarang. Kerajaan Funan didirikan oleh Kaundinnya dan Soma. Ia mendirikan Funan pada tahun 75 M. Wilayah kerajaan Funan meliputi daerah Vietnam Selatan (sekarang) dan Kamboja. Pusat kerajaan berada di Viyadhapura (bandar pemburu), berlokasi dekat bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Adapun raja-raja yang memerintah Funan, antara lain ; Kaundinya, Fan Shih Man, Fan Sun, Kaudinnya Jayawarman, dan Rudravarman.
Kondisi Sosial Masyarakat Funan merupakan sebuah gambaran tentang rakyat pengarung lautan, yang menyangkut barang dagangan dan rampasan dan senatiasa menjarah tetangga-tetangganya..Kondisi Ekonomi dan Politik Kerajaan Funan, Kemajuan dalam bidang ekonomi tentunya dalam bidang pertanian dan perdagangan. Funan adalah Kerajaan Agraris yang memiliki pelabuhan sebagai pusat perdagangan. Masyarakat Funan yang sebagian mengandalkan bidang pertanian dan perkebunan. Dalam bidang perdagangan Funan memiliki pelabuhan laut yang sangat kuat dan menjadi salah satu pusat perdagangan yang sangat strategis wilayah  Asia Tenggara dan daratan Indocina. Dalam bidang politik seperti yang digambarkan dalam Deskripsi singkat tentang Kerajaan Funan diatas, dijelaskan bahwa Kerajaan Funan memiliki sistem politik yang Feodal, dengan saling menguasai wilayah di Asia Tenggara dan dapat dikatakan bahwa Kerajaan Funan merupakan Kerajaan Adikuasa pada masa itu dengan menguasai seluruh wilayah perairan dan daratan Indocina. Kerajaan funan mengalami kemunduran dan keruntuhan pada pertengahan aband ke 6 menurut catatan orang-orang china disebabkan oleh pemberontakan Negara feudal bernama chenla. Menurut buku History Of The Sui melukiskan kejadian itu sebagai berikut “ Kerajaan Chenla di barat daya lin-yi asalnya adalah daerah vassal kerajaan funan. Nama keluarga rajanya ch’a-li dan nama sebenarnya adalah che-to-seeu-na. pengganti-penggantinya lambat laun memperluas kekuasaan negerinya . che-to-seeu-na menyerang funan dan menaklukannya



3.2 Saran

Ø  Untuk menambah wawasan tentang sejarah Asia Tenggara 1, kami sebagai penyusun makalah menyarankan agar pembaca lebih memperbanyak membaca buku-buku pengetahuan tentang bagaimana sejarah perkembangan bangsa-bangsa asia tenggara.



DAFTAR PUSTAKA


Hall, D.G.E, 1988. Sejarah Asia Tenggara, Surabaya : Usaha Nasional
http://happyshine288.blogspot.com/2012/12/funan-empire.html


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar