KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas
ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Asia Tenggara I yang membahas tentang
“KERAJAAN FUNAN (KAMBOJA)”.
Terima kasih disampaikan kepada Bapak Sumaryono. selaku dosen mata kuliah
Sejarah Asia Tenggara I
yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Universitas Jember. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Jember, 22 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Funan
merupakan kerajaan Hindu purba di kawasan Asia Tenggara yang berdiri pada abad
pertama masehi. Fakta historis menyebutkan bahwa kerajaan Funan adalah kerajaan
maritim yang besar, memiliki armada laut yang amat kuat serta didukung kegiatan
perniagaan yang sudah maju. Sebagai kerajaan Hindu pertama yang berdiri di
kawasan Asia Tenggara, memahami eksistensi kerajaan Funan tentu sangat penting.
Selain dapat memahami kondisi sosial, politik, dan budaya pada masa itu,
kerajaan Funan juga memiliki keterkaitan dengan kemajuan ekonomi di kerajaan
nusantara, yakni Sriwijaya. Sehingga diharapkan, dengan pemahaman yang matang
mengenai sejarah kerajaan Funan, selain dapat menambah wawasan tentang sejarah
Asia Tenggara, juga mampu menemukan koneksi antara kerajaan Funan yang terletak
di Kamboja (sekarang) dengan kerajaan Sriwijaya di Nusantara.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana proses berdirinya Kerajaan Funan ?
1.2.2
Bagaimana keadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan?
1.2.3 Bagaimana proses
keruntuhan kerajaan Funan ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk Mengetahuiproses berdirinya Kerajaan Funan
1.3.2
Untuk Mengetahuikeadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan
1.3.3
Untuk Mengetahui proses keruntuhan kerajaan Funan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini semoga dapat memberikan pengetahuan yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak terkait ataupun pihak lainnya yang memerlukan informasi lebih
mengenai sejarah Kamboja khususnya kerajaan Funan mulai awal berdirinya sampai
keruntuhan.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Berdirinya Kerajaan Funan
Kerajaan Funan adalah sebuah
kerajaan melayu purba yang
kewujudannya telah disedari seawal abad pertama Masehi. Nama ini juga muncul dalam
rekod-rekod China sekitar 221-280 Masehi dan hilang pada abab ke-6 Masehi.
Funan adalah kerajaan yang berasal dan membentang di bagian selatan kambodja
dan Co-Chin China sekarang. Kerajaan Funan didirikan oleh kaundinnya dan soma Ia
berhasil mengalahkan penduduk setempat kemudian menikahi putri Liuyeh
(Nagisoma), lalu didirikanlah dinasti Funan yang memerintah selama satu
setengah abad. Ia mendirikan Funan pada tahun 75 M.
Wilayah
kerajaan Funan meliputi daerah Vietnam Selatan (sekarang) dan Kamboja. Pusat
kerajaan berada di Viyadhapura (bandar
pemburu), berlokasi dekat bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Bandar
pelabuhannya adalah Oc Eo yang berada di delta Sungai Mekong di pantai teluk
Siam.
Funan sebagai kerajaan maritim, sehingga
sebagian besar pemasukannya bergantung pada kekuasaannya di laut. Funan
memiliki armada laut yang sangat kuat, ia berhasil membajak hampir seluruh
wilayah perairan di Asia Tenggara. Setiap perahu yang berlayar tinggal memilih
menyerah, mati, atau menjadi budak yang diperjualbelikan. Menyerah berarti
berlabuh di Funan, membayar bea cukai dan memenuhi segala permintaan para
pembesar.
Lambat laun Funan memperluas wilayahnya, Funan
juga mendirikan pangkalan serta benteng di seluruh pantai daratan Asia
Tenggara. Funan menjadi suatu imperium
yang sangat kuat sejak didirikan pangkalan laut dan benteng. Memasuki abad ke
IV sampai ke V, Funan berhasil menguasai seluruh perairan Asia Tenggara.
Sementara di perairan Indonesia yang dikuasai Funan, dijadikan sebagai lalu
lintas perdagangan rempah-rempah, binatang, dan kayu cendana.
Menurut sejarah Liang, Hunten digantikan oleh
putranya Hun Pa Huang yang meninggal pada usia lebih dari sembilan puluh tahun
dan digantikan anak lelakinya yang kedua bernama Pan-Pan yang menyerahkan
kekuasaannya kepada seorang panglima besar bernama Fan Shih Man (menurut sejarah
Chi Selatan). Pan-pan memerintah selama tiga tahun, kemudian digantikan oleh
Fan Shi Man. Peristiwa tersebut kemungkinan terjadi pada awal abad ke tiga.
Adapun raja-raja yang memerintah Funan, antara
lain ; Kaundinya, Fan Shih Man, Fan Sun, Kaudinnya Jayawarman, dan Rudravarman.
Kaundinya yang dalam bahasa cina disebutkan
sebagai Hun-T’ien pendiri kerajaan Funan, dinastinya memerintah kurang lebih
selama satu setengah abad. Dijelaskan juga bahwa kaundinya diperkirakan datang
dari India, semananjung melayu, setelah sampai didaerah baru tersebut berhasil
mengalahkan ratu setempat yaitu Liu-yeh mengawininya kemudian mendirikan
dinasti baru yang memerintah satu setengah abad. Menurut Liang History (Hall,
1988:32) seorang brahmana dari India bernama Kiao-Chen-ju (diduga sebagai
terjemahan dari nama Kaundinya) secara gaib pergi dan memerintah kerajaan
Funan, sayangnya selama pemerinthannya tidak ditemukan angka tahun.
Jayavarman atau Kaundinya Jayavarman, menurut
Hall (1988:32) adalah raja terbesar setelah Kaundinya, mengenai kapan mulai
memerintah tidak adanya kejelasan, namun diketahui Kaundinya Jayavarman wafat
pada tahun 514.
Rudrawarman (didalam bahasa Cina disebut
sebagai Fan Shih-Man), Rudrawarman menggantikan ayahnya yaitu Jayavarman tahun
514. Diceritakan dalam Liang History, Rudrawarman sebagai merampas mahkota, ia
dilahirkan dari selir ayahnya, pada
waktu ayahnya meninggal, Rudrawarman membunuh pewaris tahta resmi (mungkin
Gunavarma) dan kemudian memegang kekuasaan. Pada masa pemerintahannya antara
517-539 ia pernah mengirimkan misinya di Cina.[2]
Fan Shih Man adalah seorang raja sekaligus
imperialis yang memiliki banyak vassal. Kekuasannya sangat luas, ia menbangun
angkatan laut yang menguasai perairan
Asia Tenggara. Fan Shih Min meninggal dalam ekspedisi penaklukkan kerajaan Chin
Li.
Pada masa pemerintahan Fan Sun, Funan mendapat
kunjungan dari Cina. Sepanjang pemerintahannya, hubungan diplomasi dengan Cina
berjalan baik sampai tahun 287 M. Tetapi rupanya hubungan dengan Cina tidak
selalu baik, karena kemudian raja Fan Sun mengadakan perjanjian dengan Fan
Hsiung (raja Lin Yi) dari Campa untuk bersama-sama berperang melawan Ciao Ci
(Tiongkok). Buku sejarah Cina menyebutkan peristiwa ini bahwa Lin Yi-negara
penyerang didirikan oleh Chu Lien yang memanfaatkan kelemahan Dinasti Han
(206-221 SM) dengan mendirikan kerajaan sendiri pada tahun 192 SM. Demikian
daerah kerajaan Lin Yi lebih dikenal dengan nama ‘Campa’.
Sampai tahun 357 tak ada berita tentang Funan.
Dalam berita Cina dikabarkan tentang upeti dari raja Funan bernama Chantan,
beragama Hindu. Chantan adalah sebutan Cina kepada gelaran Candan, yakni gelar
raja-raja Khusana keturunan Khanishka (India), di mana Funan pernah mengadakan
hubungan dengan daerah tersebut pada abad ke 3 M.
Menurut Liang History seorang pengganti
Chantan adalah seorang Brahmana dari India bernama Kiao-Chen-Ju secara gaib
pergi dan memerintah di Funan. Menurut cerita ia diterima baik oleh rakyat yang
memilihnya menjadi raja mereka. Namanya diduga terjemahan Cina dari ‘Kaundinya’.
Dengan demikian dapat ditarik sebuah teori,
bahwa raja Funan mungkin berasal dari India (keturunan Khunishka) yang lari ke
Funan karena penaklukkan India Utara oleh Samudera Gupta (335-375), raja kedua
dinasti Gupta.[3]
Raja terbesar dalam sejarah Funan adalah
Kaudinya Jayarman yang meninggal tahun 514 SM. Tidak ada sumber yang
menyebutkan kapan raja ini memerintah. Kaudinya Jayawarman adalah adalah raja
pertama Funan yang dikenal nama aslinya. Setelah ia meninggal, timbul
pemberontakan vassal Funan, yaitu Cenla di bawah raja Citra Sena. Pada tahun
627, masa pemerintahan Isanawarman, Funan disatukan dengan Cenla.
2.2 Keadaan sosial, ekonomi, dan politik Kerajaan Funan
2.2.1 Kondisi Sosial Masyarakat
Funan
Cerita ini ada dalam Southern
Ch’i History yang juga berisi catatan
tentang kerajaan seperti zaman jayavarman. Ini sebuah gambaran tentang rakyat
pengarung lautan, yang menyangkut barang dagangan dan rampasan dan senatiasa
menjarah tetangga-tetangganya. Raja bersemayam di istana yang atapnya
bertingkat-tingkat, sedang rumah rakyat dibangun atas onggokan dan atapnya dari
daun bambu. Rakyat melindungi tempat tinggalnya dengan pagar kayu. Pakaian
nasionalnya sepotong kain yang diikatkan di pinggang. Olahraga nasionalnya
ialah sabungan ayam dan adu babi. Hukuman adalah berupa siksaan. Raja naik
gajah dalam pemeriksaan umum.
(Liang History) menambahkan bukan hanya raja tetapi seluruh keluarga
raja sampai pada selir naik gajah. Dewa langit dipuja. Ini diwujudkan dalam
patung tembaga: beberapa yang dengan
muka dua dan tangan empat, yang lain dengan empat wajah dan dengan delapan
tangan jelas menujukan pemujaan harihara. Mayat diperlakukan dengan empat cara:
dengan melemparkan ke arus sungai, membakarnya, mengubur dalam lubang parit,
dan dengan menyajikannya pada burung-burung. Cerita ini juga menjukan adat
mandi yang masih diketemukan di kamboja dan dikenal sebagai Trapeang, penggunaan bak mandi umum bagi sejumlah
keluarga.
2.2.2 Kondisi Ekonomi dan Politik Kerajaan Funan
Kerajaan Funan mengalami kemajuan pesat dalam bidang
Ekonomi, Kemajuan dalam bidang ekonomi tentunya dalam bidang pertanian dan
perdagangan. Funan adalah Kerajaan Agraris yang memiliki pelabuhan sebagai
pusat perdagangan dan militer di daratan Indocina. Bukti bahwa Ekonomi Kerajaan
Funan mengalami kemajuan yang sangat pesat dapat dilihat dari perkembangan
masyarakat Funan yang sebagian mengandalkan bidang pertanian dan perkebunan se bagai
mata Pencaharian masyarakat Funan.
Dalam bidang perdagangan Funan memiliki pelabuhan laut yang sangat kuat dan
menjadi salah satu pusat perdagangan yang sangat strategis wilayah Asia
Tenggara dan daratan Indocina. Sehingga menjadi pusat perdagangan pada masa
perundagian dan jalur Sutera menjadi salah satu aspek maju dan berkembangnya
aktivitas perdagangan diwilayah Indocina dan Asia Tenggara. Komoditi yang
terbesar dalam aktivitas perdagangan di Kerajaan Funan antara lain, Gerabah,
Keramik, dan barang- barang dari perunggu, yang merupakan pengaruh dari
Kebudayaan Dong Son di Vietnam, sehingga secara tidak langsung pengaruh Cina
terhadap perkembangan Kerajaan Funan di Kamboja, menjadi pengaruh yang sangat
penting dalam perkembangan Kerajaan Funan kedepannya.
Dalam bidang politik seperti yang digambarkan dalam
Deskripsi singkat tentang Kerajaan Funan diatas, dijelaskan bahwa Kerajaan
Funan memiliki sistem politik yang Feodal, dengan saling menguasai wilayah di
Asia Tenggara dan dapat dikatakan bahwa Kerajaan Funan merupakan Kerajaan
Adikuasa pada masa itu dengan menguasai seluruh wilayah perairan dan daratan
Indocina. Funan dapat ditaklukan oleh Kerajaan- kerajaan lain yang terdapat
dipesisir daerah Indocina dan Asia Tenggara, seperti Kerajaan Chenla
dan Angkor. Tetapi setelah meninggalnya Raja Rudravarmanpada
tahun 550 M, keadaan menjadi terbalik, timbul pergolakan di dalam tata
pemerintahan Kerajaan Funan yang akhirnya dapat menggulingkan Funan dibawah
penyerangan Kerajaan Chenla, yang menjadi salah satu Kerajaan yang dikuasai
Funan pada waktu itu. Sehingga berakhirlah sudah kejayaan Kerajaan Funan
sebagai Kerajaan The Man Power di wilayah Asia
Tenggara, dan berganti dengan masa pemerintahan Kerajaan Chenla yang telah
berhasil menaklukan Kerajaan Funan, sebagai Kerajaan Hindu Purba pertama di
Asia Tenggara yang sangat kuat di dalam struktur pemerintahannya.
Keagungan Funan dalam bidang ilmu pengetahuan
menyebabkan Dinasti China mengimport sarjana-sarjana Funan seperti Nagasen
(sarjana yang diutus ke China 480M), dan Madrasena (sarjana yang diutus ke
China pada 503M) untuk menjadi pensyarah kepada pegawai-pegawai dan cendekiawan
China.Lihat,dahulu bangsa Melayu adalah bangsa yang pakar dalam pelbagai bidang
ilmu sehingga Emperor China pun terpaksa meminjamkan sarjana Melayu untuk
mendidik bijak pandai mereka. Tidak hairanlah ketika era Srivijaya,kelayakan seorang pendeta Buddha
di China tidak lengkap jika tidak mendapat pengiktirafan dari
universiti-universiti Srivijaya.
2.3 Proses Keruntuhan Kerajaan Funan
Kerajaan
funan mengalami kemunduran dan keruntuhan pada pertengahan aband ke 6 menurut
catatan orang-orang china disebabkan oleh pemberontakan Negara feudal bernama
chenla. Menurut buku History Of The Sui melukiskan kejadian itu sebagai berikut
“ Kerajaan Chenla di barat daya lin-yi asalnya adalah daerah vassal kerajaan
funan. Nama keluarga rajanya ch’a-li dan nama sebenarnya adalah che-to-seeu-na.
pengganti-penggantinya lambat laun memperluas kekuasaan negerinya .
che-to-seeu-na menyerang funan dan menaklukannya”.
BAB 3.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Funan adalah
sebuah kerajaan melayu purba yang
kewujudannya telah disedari seawal abad pertama Masehi. Funan adalah kerajaan
yang berasal dan membentang di bagian selatan kambodja dan Co-Chin China
sekarang. Kerajaan Funan didirikan oleh Kaundinnya dan Soma. Ia
mendirikan Funan pada tahun 75 M. Wilayah kerajaan Funan meliputi daerah
Vietnam Selatan (sekarang) dan Kamboja. Pusat kerajaan berada di Viyadhapura (bandar pemburu), berlokasi
dekat bukit Ba Phnomp daerah Pre Veng, Kamboja. Adapun raja-raja yang memerintah Funan, antara lain ; Kaundinya, Fan
Shih Man, Fan Sun, Kaudinnya Jayawarman, dan Rudravarman.
Kondisi
Sosial Masyarakat Funan merupakan sebuah gambaran tentang rakyat pengarung lautan, yang menyangkut
barang dagangan dan rampasan dan senatiasa menjarah tetangga-tetangganya..Kondisi
Ekonomi dan Politik Kerajaan Funan, Kemajuan dalam bidang ekonomi tentunya dalam bidang
pertanian dan perdagangan. Funan adalah Kerajaan Agraris yang memiliki
pelabuhan sebagai pusat perdagangan. Masyarakat Funan yang sebagian
mengandalkan bidang pertanian dan perkebunan. Dalam bidang perdagangan Funan
memiliki pelabuhan laut yang sangat kuat dan menjadi salah satu pusat
perdagangan yang sangat strategis wilayah Asia Tenggara dan daratan
Indocina. Dalam bidang politik seperti yang digambarkan dalam Deskripsi singkat
tentang Kerajaan Funan diatas, dijelaskan bahwa Kerajaan Funan memiliki sistem
politik yang Feodal, dengan saling menguasai wilayah di Asia Tenggara dan dapat
dikatakan bahwa Kerajaan Funan merupakan Kerajaan Adikuasa pada masa itu dengan
menguasai seluruh wilayah perairan dan daratan Indocina. Kerajaan
funan mengalami kemunduran dan keruntuhan pada pertengahan aband ke 6 menurut
catatan orang-orang china disebabkan oleh pemberontakan Negara feudal bernama
chenla. Menurut buku History Of The Sui melukiskan kejadian itu sebagai berikut
“ Kerajaan Chenla di barat daya lin-yi asalnya adalah daerah vassal kerajaan
funan. Nama keluarga rajanya ch’a-li dan nama sebenarnya adalah che-to-seeu-na.
pengganti-penggantinya lambat laun memperluas kekuasaan negerinya .
che-to-seeu-na menyerang funan dan menaklukannya
3.2 Saran
Ø
Untuk menambah wawasan tentang sejarah Asia Tenggara 1, kami sebagai penyusun makalah
menyarankan agar pembaca lebih memperbanyak membaca buku-buku pengetahuan tentang
bagaimana sejarah perkembangan bangsa-bangsa asia tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
Hall,
D.G.E, 1988. Sejarah Asia Tenggara, Surabaya : Usaha Nasional
http://happyshine288.blogspot.com/2012/12/funan-empire.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar