Senin, 02 Desember 2013

MAKALAH PERGERAKAN NASIONAL MASA JEPANG



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Indonesia, Jepang mulai menanamkan system penjajahan menggantikan pemerintahan Hindia Belanda. Penyerahan kekuasaan ini menandakan lemahnya Hindia Belanda yang tidak lebih dari mencari keuntungan saja didaerah jajahannya sedangkan pertahanannya sama sekali tidak diperhatikan. Sehingga hindia Belanda kalah dengan Jepang. Lajunya kemenangan pasukan Jepang seperti badai yang menyapu tempat-tempat pertahanan Hindia Belanda. Namun kemenangan Jepang itu tidak secara fisik saja karena keunggulan militer dan tekhnologinya, tetapi dibalik itu sebenarnya terdapat dorongan bangsa Indonesia sendiri yang bosan terhadap penjajahan belanda, apalagi jepang menggunakan propaganda yang mampu menembus kebencian terhadap kolonialisme pada umumnya.
Pidato penguasa jepang mengena dihati bangsa Indonesia dan jepang merasa bakal menjawab untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Hindia Belanda dan ikut dimasukkan dalam kesemakmuran bersama Asia Timur Raya di bawah Pimpinan Jepang sehingga dengan cepatnya bangsa Indonesia menerima Jepang dalam memimpin pemerintahan yang sebenarnya ingin menjajah Indonesia.
Dengan kepemimpinan bangsa jepang di Indonesia, pergerakan nasional mulai terjadi untuk membebaskan diri dari penjajahan dan memerdekakan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan merdeka. Pergerakan tersebut sangat diawasi oleh pemerintahan jepang. Maka dari itu, makalah ini akan menjelaskan tentang pergerakan nasional masa pendudukan jepang.
B. Rumusan masalah
1.  bagaimana pergerakan nasional pada masa pendudukan jepang
2. apa yang bisa diambil dari pergerakan nasional pada masa jepang terhadap nasionalisme pada era sekarang



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pergerakan nasionalis pada masa jepang
Beberapa hari setelah jepang mendarat di Jawa, pemerintah fasis itu segera mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang membatasi setiap gerakan nasionalis yang mencoba menentang kekuasaannya. Tujuan utama undang-undang itu tidak lain adalah untuk memecah kekuatan kaum nasionalis agar tidak terbentuk kekuatan tunggal yang mampu menentang pemerintahan jepang. Memang rupanya sangat ideal jika kekuatan para nasionalis itu dilumpuhkan, tetapi seperti yang sudah disebut, bahwa kekuatan nasionalis bergerak secara illegal, sedangkan untuk sementara kekuatan nasionalis yang utama belum mendapat iklim yang baik untuk bergerak secara bebas. Baru setelah pemerintah jepang memberikan kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya guna menggalang kesatuan dan semangat nasionalis.
Setelah ditunjukannya beberapa kasus untuk memecah kekuatan nasional yang dilakukan oleh pemerintah jepang maka secara revolusioner pula tumbuh kekuatan dan persatuan golongan nasionalis. Menjelang datangnya jepang para nasionalis masih ada dalam pembuangan yang terpencar letaknya diseluruh Indonesia. Dr. Cipto Mangunkusumo diperbolehkan kembali ke Jawa karena kesehatannya terganggu, sedang Soekarno dipindah dari End eke Bengkulu. Selama itu Soekarno mengkritik kekuatan fasisme Jepang yang mulai masuk ke Indonesia yang ditandai dengan masuknya barang Jepang ke Indonesia. Selanjutnya ia mengatakan bahwa sesungguhnya barang impor itu bukan rakhmat yang sesungguhnya, tetapi merupakan rakhmatnya stelsel belorong yang dalam batinnya berisi racun bagi orang kebanyakan (soekarno, 1964: 243).
Pada pertengahan tahun 1942 Soekarno dibebaskan dari penjara dan sudah barang tentu pemerintah jepang akan menggunakan kepopuleran dan kepemimpinan Soekarno untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa Indonesia dengan mudah dikerahkan untuk membantu perang yang sedang dihadapi Jepang. Rupanya pemerintah jepang tidak sadar bahwa dengan dikeluarkannya soekarno dari penjara berarti terbentuklah ikatan dan kontak-kontak baru sesama nasionalis. Peranan baru yang diberikan kepada soekarno mempermudah penyebaran nasionalisme kepda bangsa Indonesia, walaupun mula-mula ia mengemban misi  pemerintah jepang agar membantu memenangkan perang. Di pihak lain kerjasama nasionalis legal dan illegal makin nyata. Hal ini dapat ditunjukan dengan diselamatannya Amir Syarifuddin dari hukuman mati. Kontak antara kelompok illegal dengan rakyat tidak pernah menghadapi kesulitan. Dengan demikian tiga kekuatan sudah terjalin dan merupakan ikatan yang kuat dalam menghadapi fasisme jepang.
Ketika pertemuan di Bukit Tinggi , Ir Soekarno dengan Jepang isinya Jepang tidak menghalangi dalam membina Indonesia Merdeka. Hal ini Ir Soekarno dan Moh. Hatta mengambil keputusan untuk menjadikan perselisihan pahamnya Partindo dan PNI Baru untuk diakhir dan bersatu memimpin rakyat Indonesia dimasa sulit itu , persatuan keduanya dikenal dengan nama Dwi Tunggal. Soekarno-Hatta. Kerjasama Ir Soekarno dengan Jepang dimulai dalam Komisi yang menyelidiki adat istiadat dan tata negara yang dibentuk oleh Gunsei pada tanggal 8 Nopember 1942. Komisi itu beranggotakan 13 orang antara lain : Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Sutarjo Kartohadikusumo, Abikusno Cokrosuyoso, KH Mas Mansyur, Ki Hajar Dewantoro, Prof. Husein Joyodiningrat, Dr. RNg.Purbocaroko, Mr. Supomo. Dari anggota tersebut dikenal sebagai empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH.Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantoro. Empat serangkai diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang semakin dekat dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk mencapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan demikian Jepang dapat menggunakan para pemimpin Indonesia untuk menanamkan kekuasaannya. Sebaliknya para pemimpin tidak mau begitu saja diperalat Jepang , mereka menggunakan sarana Jepang guna tetap berjuang mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Karena pada masa itu , masa sulit dalam pergerakan nasional Indonesia. Karena bangsa Indonesia dalam kondisi yang sangat lemah jalan yang terbaik yang ditempuh dengan kerjasama dengan Jepang, dari kerjasama ini hanyalah sebuah alat untuk mempercepat proses kemerdekaan Indonesia yang telah lama mereka perjuangkan. Lembaga yang diciptakan Jepang seperti Java Hookokai (kebangkitan rakyat Jawa), Putera, Peta, Fujinkai (perkumpulan kaum wanita), Keibodan (barisan pemuda membantu polisi, kebakaran, dan serangan udara pembantu), Seinendan (korp pemuda semi militer), Heiho (pasukan pembantu ) dan sebagainya justru dimanfaatkan para pejuang ini untuk memupuk semangat kebangsaan guna memudahkan jalan untuk mencapai kemerdekaan.
Sebagai bagian dari politik Jepang , memanfaatkan sumber daya manusia dengan mobilisasi massa pemuda dan rakyat secara besar-besaran dalam program-program latihan semi militer. Tujuannya sebagai tenaga cadangan bagi kepentingan militer Jepang. Mobilisasi masa rakyat terbagi dalam Seinendan, Keibodan, Fujinkai dan Peta (Pembela tanah Air) yang telah mendorong rakyat memiliki keberanian, sikap mental untuk menentang penjajah, pemahaman terhadap kemerdekaan maupun sikap mental yang mengarah pada terbentuknya nasionalisme.
Sedangkan kelompok pejuang lain yang menolak bekerjasama dengan Jepang dan anti fasisme membentuk jaringan bawah tanah dan terus berjuang , antara lain :
Ø Kelompok Syahrir , memiliki pengikut kaum pelajar diberbagai kota seperti Jakarta, bandung, Surabaya, Cirebon dan sebagainya .
Ø Kelompok Amir Syarifudin , ia sangat keras dalam mengeritik Jepang, tahun 1943 ditangkap dan dijatuhi hukuman mati tahun 1944 , atas bantuan Soekarno hukumannya diubah dari hukuman mati menjadi seumur hidup , setelah Jepang menyerah kepada Sekutu tahun 1945 , ia bebas dari hukuman.
Ø Golongan Persatuan mahasiswa , sebagaian besar dari kedokteran di Jakarta antara lain : J. Kunto, Supeno, Subandrio
Ø Kelompok Sukarni , kelompok ini sangat berperan besar disekitar proklamasi kemerdekaan , antara lain : Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, Maruto Nitimiharjo, Pandu Wiguna dan sebagainya.
Ø Golongan Kaigun , anggotanya bekerja pada angkatan laut Jepang akan tetapi terus menggalang dan membina kemerdekaan dengan tokoh yang simpati terhadap kemerdekaan Indonesia, antara lain : Mr.Akhmad Subarjo, Mr. Maramis, Dr. Sanusi, Dr Buntaran Martoatmodjo dan sebagainya
Ø Pemuda Menteng , bermarkas di Menteng 31 Jakarta , kebanyakan pengikut dari Tan Malaka dari Partai Murba antara lain : Adam malik , Chairul Saleh dan Wikana
Kelompok sastrawan nasionalis juga membawakan misi sastranya dalam menciptakan nasionalisme di Tanah air. Karyanya antara lain “api” dan “citra” oleh Usmar ismail, “taufan di atas Asia”, “intelek istimewa”, dan “dewi rini” oleh L Hakim (Dr. Abu Hanifah) yang mempunyai pesan suci bagii bangsa Indonesia.
B. Pengaruh terhadap nasionalisme era kini
            Pergerakan nasional di era kini memang tidak segencar pada masa pendudukan Jepang, akan tetapi masih ada di kalangan masyarakat Indonesia. Pergerakan nasional kini lebih berperan sebagai alat atau media untuk memajukan bangsa Indonesia dan bisa bersaing dengan bangsa lain. Bentuk- bentuk pergerkan nasional ini terdapat di setiap organisasi yang mengabdikan dirinya bagi tanah air. Contohnya dari pergerakan nasional ini terdapat di berbagai organisasi yaitu  organisasi mahasiswa, organisasi pegawai negeri, perkumpulan- perkumpulan masyarakat, lembaga sosial dan sebagainya.
            Pengaruh- pengaruh terhadap nasionalisme era kini sangat penting mengingat keadaan Indonesia yang penuh dengan masalah disintegritas, kemiskinan, korupsi dan lain- lain. Dengan semakin kuatnya nasionalisme di dalam masyarakat Indonesia, maka Indonesia bisa mewujudkan cita- cita bangsa Indonesia dan menciptakan masyarakat madani.
Pengaruh pergerakan nasional terhadap nasionalisme Indonesia masa kini antara lain:
Ø  Menciptakan ketertiban dan keamanan nasional, contoh kasusnya yaitu perang antar suku di berbagai daerah di Indonesia, hal ini terjadi karea tidak adanya kesadaran akan nasionalisme Indonesia.
Ø  Memajukan  seluruh bidang kehidupan bangsa Indonesia, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pendidikan. Salah satu contohnya di bidang pendidikan yaitu pendidikan di Indonesia belum merata di seluruh lapisan masyarakat, dan banyaknya anak- anak putus sekolah.






BAB III
KESIMPULAN
Ketika jaman pendudukan Jepang, organisasi pergerakan nasional di Indonesia mendapat pembatasan agar mereka tidak mampu melepaskan diri dari jepang. Baru setelah pemerintah jepang memberikan kesempatan para nasionalis diajak bekerjasama maka mereka menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya guna menggalang kesatuan dan semangat nasionalis. Pada pertengahan tahun 1942 Soekarno dibebaskan dari penjara dan sudah barang tentu pemerintah jepang akan menggunakan kepopuleran dan kepemimpinan Soekarno untuk tujuan propaganda yaitu agar seluruh bangsa Indonesia dengan mudah dikerahkan untuk membantu perang yang sedang dihadapi Jepang. Empat serangkai diberi kepercayaan untuk memimpin gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang dibentuk 9 Maret 1943 , atas usul Ir. Sorkarno. Tujuan Putera ialah mempersatukan rakyat Jawa untuk menghadapi serangan Sekutu yang semakin dekat dengan Indonesia (Jawa). Tugas Putera menggerakan tenaga dan kekuatan rakyat untuk memberi bantuan kepada usaha-usaha untuk mencapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Kelompok sastrawan nasionalis juga membawakan misi sastranya dalam menciptakan nasionalisme di Tanah air. Karyanya antara lain “api” dan “citra” oleh Usmar ismail, “taufan di atas Asia”, “intelek istimewa”, dan “dewi rini” oleh L Hakim (Dr. Abu Hanifah) yang mempunyai pesan suci bagii bangsa Indonesia.



Daftar Pustaka
Suhartono. 2001. Sejarah Pergerakan Nasional. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Djoened. Marwati. Sejarah Nasional Indonesia VI. Balai pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar